Selasa, 23 September 2014

Budaya Larung Sesaji di Sarangan

Budaya Larung Sesaji di Sarangan


Tradisi Larung Tumpeng di Telaga Sarangan Magetan sudah ada bertahun tahun silam.adalah satu cara untuk melestarikan budaya Jawa bagi masyarakat Magetan.Tradisi yang dilakukan dalam nuansa ritual ini dilakukan demi keselamatan warga Kabupaten Magetan.
 Pemerintah setempat menggelar acara Labuh Sesaji Gono Bahu dengan melarungkan tumpeng hasil bumi di tengah telaga Pasir Sarangan. Larung Sesaji dengan melarungkan satu buah tumpeng setinggi 3 meter di ikuti 2 gunungan palawija yang berisikan hasil bumi asli warga Magetan meliputi padi (nasi), pala wija, kentang, wortel, jagung dan sayur – sayuran lainnya.
entah kapan Kegiatan Ritual ini dilakukan yang pasti akan mendatangkanWisatawan dari penjuru manapun untuk melihat Larung Tumpeng Sarangan.
acara Labuh sesaji tersebuh diadakan setiap tahunnya sekali pada bulan Jawa Ruwah dan bisa meningkatkan  penghasilan penduduk Sarangan
Sementara itu Sumantri Bupati Magetan  menjelaskan Pemkab Magetan mentargetkan pengunjung yang saat ini 500 ribu pertahun menjadi 3 juta wisatwan pertahun.

Pemerintah Kabupaten Magetan telah mengemas acara larung sesaji ini semenarik mungkin, dengan menggunakan busana adat yang dipadukan dengan batik asli Magetan Batik Pring Sedapur dan hiburan kesenian lainnya.

Acara Larung Sesaji Telaga Sarangan ini dipimpin langsung oleh Bupati Magetan Sumantri dan dihadiri oleh para pejabat daerah Kabupaten Magetan.
Tradisi Larung Tumpeng ini juga membuat arus lalu lintas di pinggir telaga macet akibat padatnya pengunjung dan pasti akan menimbulkan kecelakaan kecelakanan yang tidak diinginkan

 
.larung Tumpeng sarangan jaman dulu yang disaksikan oleh wisatawan yang begitu padat.dulu Mobil sangat jarang,tetapi pengunjung disana begitu padat.apalagi sekarang bisa bisa sarangan menjadi Padat Total

0 komentar:

 
;