Selasa, 23 September 2014

Mitos Miots Gunung Lawu

Mitos Gunung Lawu


Gunung Lawu bersosok angker dan menyimpan sejuta misteri dengan tiga puncak utamanya yaitu : Harga Dalem, Harga Dumilah dan Harga Dumiling yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.
Konon kabarnya gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan ada hubungan dekat dengan tradisi dan budaya keraton solo dan yogjakarta , semisal upacara labuhan setiap bulan Sura (muharam) yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta. Dari visi folklore, ada kisah mitologi setempat yang menarik dan menyakinkan siapa sebenarnya penguasa gunung Lawu dan mengapa tempat itu begitu berwibawa dan berkesan angker bagi penduduk setempat atau siapa saja yang bermaksud tetirah dan mesanggarah.


 
Siapapun yang hendak pergi ke puncak Lawu bekal pengetahuan utama adalah tabu-tabu atau weweler atau peraturan-peraturan yang tertulis yakni larangan-larangan untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan, dan bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.suatu contoh peraturan ialah dilarang berbicara kesel (lelah)ketika sedang dalam perjalanan menuju puncak.selagi tidak melanggar peraturan tidak akan terjadi suatu kejadian yang naas.

Namun,Gunung Lawu tidak hanya sebatas angker belaka,tetapi Gunung lawu ditunggu seekor burung misterius.Jalak Lawu namanya.
Mbah Prapto Lawu Gendheng (pemilik warung di dekat sendang Drajat), bercerita bahwa Jalak Gading yang ada di Gunung Lawu ini adalah Teman seperjalanan untuk semua pendaki gunung Lawu, asal jangan diganggu. Kalau Jalak Gading ini diganggu, dilempari dll Jalak Gading ini akan membuat sesat para Pendaki Gunung Lawu, entah bagaimana caranya yang jelas jangan mengganggu Burung Jalak Gading kalau tidak ingin tersesat malahan Jalak Gading ini akan mengantar para pendaki sampai ke Puncak Gunung Lawu.
Gunung Lawu, merupakan habitat berbagai macam flora dan fauna yang unik, endemik (anggrek dan jalak lawu) dan ada pula yang terancam punah, seperti Harimau dan Elang Jawa. Selayaknya kita manusia bisa hidup berdampingan dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar, terutama para pendaki gunung yang sering bergumul langsung dengan alam bebas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat selain tiga puncak tersebut yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani. Bagaimana situasi Majapahit sepeninggak Sang Prabu? Konon sebagai yang menjalankan tugas kerajan adalah Pangeran Katong. Figur ini dimitoskan sebagai orang yang sakti dan konon juga muksa di Ponorogo yang juga masih wilayah gunung Lawu lereng Tenggara.

0 komentar:

 
;