Manisnya Roti Bolu Khas Magetan
Magetan (Antara Jatim) - Kabupaten Magetan, Jawa Timur, memiliki banyak sekali kuliner khas. Salah satunya adalah roti bolu.
Rasanya yang manis dan lembut, membuat roti ini banyak disukai oleh masyarakat. Tak hanya warga Magetan sendiri, namun juga warga luar Magetan.
Sentra pembuatan roti bolu terdapat di Kecamatan Plaosan, di antaranya di Desa Sidomukti dan Desa Nitikan. Salah satunya adalah Roti Bolu Dinawa yang dikelola oleh Ibu Lanjar. Pembuatan roti bolu tersebut telah digeluti keluarganya sejak tahun 1970-an.
"Banyak yang suka sehingga sudah bisa dipasarkan sampai keluar Magetan, seperti Madiun, Ngawi, Ponorogo, bahkan hingga Solo dan Sragen, Jawa Tengah," ungkapnya.
Yang menjadi khas dari roti bolu Magetan adalah aroma jahe dan jeruk disela rasa manisnya yang lembut. Sehingga membuat penikmatnya tak bosan ingin mencicipiya terus-menerus.
Proses pembuatannya juga tidaklah sulit. Bahan yang dibutuhkan antara lain, tepung terigu, gula pasir, telur, vanili, serta tumbukan jahe dan perasan jeruk purut yang menjadi andalannya.
Bahan-bahan tersebut dicampur menjadi adonan dan setelah itu dicetak kecil-kecil berbentuk oval, lalu dioven hingga matang. Proses selanjutnya, roti bolu Magetan siap dikemas dan dipasarkan. Rata-rata produksinya mencapai 1.500 bungkus per hari.
Di Kota Magetan sendiri tak sulit mencari roti bolu. Hampir seluruh toko di pasar dan pusat jajanan di wilayah setempat selalu menjualnya. Jajanan tersebut telah menjadi ikon Magetan dan oleh-oleh para wisatawan yang berkunjung ke Magetan.
"Saya suka karena rasanya manis tapi tidak enek. Apalagi ada aroma jahe dan jeruknya sehingga memberi sensasi segar dimulut saat memakannya," ungkap salah satu pecinta roti bolu Kustina Dewi asal Madiun.
Ia selalu membeli jajanan tersebut setiap kali berkunjung ke Magetan. Meski di Madiun telah ada, namun rasanya lebih mantap jika dibeli langsung di daerah penghasil.
"Rasanya beda saja kalau beli di Magetan, lebih "maknyus". Apalagi, selain memborong roti bolu, jalan-jalan juga ke Telaga Sarangan," katanya sambil tersenyum.
Untuk mempromosikan roti bolu sebagai makanan khas, Pemerintah Kabupaten Magetan setiap tahun baru Islam selalu mengadakan tradisi "Ledug Suro Ngalub Berkah Roti Bolu Rahayu". Pada acara tersebut roti bolu dibentuk menyerupai lesung dan bedug masjid serta dikirab di alun-alun setempat.
Puncak tradisi tersebut adalah warga Magetan berebut roti bolu rahayu untuk mendapatkan berkah. Warga percaya, jika mendapatkan roti tersebut kehidupannya akan selalu dilindungi oleh Allah SWT.
"Ledug Suro dengan puncak rebutan bolu rahayu merupakan ajang untuk melestarikan budaya bangsa pada umumnya dan budaya Magetan pada khususnya. Acara tersebut sudah tradisi dan menjadi agenda wisata budaya Kabupaten Magetan untuk mempromosikan jajanan khas roti bolu," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Magetan, Muklis.
Pada tradisi itu, pemkab membutuhkan sekitar 20 ribu biji roti bolu. Pembuatannya dilakukan sendiri oleh industri rumah tangga roti bolu yang ada di Kabupaten Magetan dengan waktu persiapan selama satu pekan.
Rasanya yang manis dan lembut, membuat roti ini banyak disukai oleh masyarakat. Tak hanya warga Magetan sendiri, namun juga warga luar Magetan.
Sentra pembuatan roti bolu terdapat di Kecamatan Plaosan, di antaranya di Desa Sidomukti dan Desa Nitikan. Salah satunya adalah Roti Bolu Dinawa yang dikelola oleh Ibu Lanjar. Pembuatan roti bolu tersebut telah digeluti keluarganya sejak tahun 1970-an.
"Banyak yang suka sehingga sudah bisa dipasarkan sampai keluar Magetan, seperti Madiun, Ngawi, Ponorogo, bahkan hingga Solo dan Sragen, Jawa Tengah," ungkapnya.
Yang menjadi khas dari roti bolu Magetan adalah aroma jahe dan jeruk disela rasa manisnya yang lembut. Sehingga membuat penikmatnya tak bosan ingin mencicipiya terus-menerus.
Proses pembuatannya juga tidaklah sulit. Bahan yang dibutuhkan antara lain, tepung terigu, gula pasir, telur, vanili, serta tumbukan jahe dan perasan jeruk purut yang menjadi andalannya.
Bahan-bahan tersebut dicampur menjadi adonan dan setelah itu dicetak kecil-kecil berbentuk oval, lalu dioven hingga matang. Proses selanjutnya, roti bolu Magetan siap dikemas dan dipasarkan. Rata-rata produksinya mencapai 1.500 bungkus per hari.
Di Kota Magetan sendiri tak sulit mencari roti bolu. Hampir seluruh toko di pasar dan pusat jajanan di wilayah setempat selalu menjualnya. Jajanan tersebut telah menjadi ikon Magetan dan oleh-oleh para wisatawan yang berkunjung ke Magetan.
"Saya suka karena rasanya manis tapi tidak enek. Apalagi ada aroma jahe dan jeruknya sehingga memberi sensasi segar dimulut saat memakannya," ungkap salah satu pecinta roti bolu Kustina Dewi asal Madiun.
Ia selalu membeli jajanan tersebut setiap kali berkunjung ke Magetan. Meski di Madiun telah ada, namun rasanya lebih mantap jika dibeli langsung di daerah penghasil.
"Rasanya beda saja kalau beli di Magetan, lebih "maknyus". Apalagi, selain memborong roti bolu, jalan-jalan juga ke Telaga Sarangan," katanya sambil tersenyum.
Untuk mempromosikan roti bolu sebagai makanan khas, Pemerintah Kabupaten Magetan setiap tahun baru Islam selalu mengadakan tradisi "Ledug Suro Ngalub Berkah Roti Bolu Rahayu". Pada acara tersebut roti bolu dibentuk menyerupai lesung dan bedug masjid serta dikirab di alun-alun setempat.
Puncak tradisi tersebut adalah warga Magetan berebut roti bolu rahayu untuk mendapatkan berkah. Warga percaya, jika mendapatkan roti tersebut kehidupannya akan selalu dilindungi oleh Allah SWT.
"Ledug Suro dengan puncak rebutan bolu rahayu merupakan ajang untuk melestarikan budaya bangsa pada umumnya dan budaya Magetan pada khususnya. Acara tersebut sudah tradisi dan menjadi agenda wisata budaya Kabupaten Magetan untuk mempromosikan jajanan khas roti bolu," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Magetan, Muklis.
Pada tradisi itu, pemkab membutuhkan sekitar 20 ribu biji roti bolu. Pembuatannya dilakukan sendiri oleh industri rumah tangga roti bolu yang ada di Kabupaten Magetan dengan waktu persiapan selama satu pekan.
0 komentar:
Posting Komentar